Gelas dan Facebook

Mengembangkan diri lewat media apa aja. Itu yang dinamakan bisa mengintegrasikan semua potensi yang ada dengan cara dan jalan yang banyak!

Hahhaha, jadi pengen bawaannya gw selalu mengolah dan membedah apa yang gw dapet setiap hari. Ide-ide liar menjadi semakin berkeliling di kepala gw. Pengembangan kerumitan media komunikasi seperti sekarang tampaknya ngebikin gw geregetan pengen berbuat apa pun demi rumitnya proses komunikasi.

Kemaren setelah ketemu mas Gandhi Suryoto, gw ngedapetin salah satu contoh media yang gak selamanya bisa berkomunikasi lewat sebuah media baru yang lagi tren jika melupakan media-media lain yang bisa difungsikan dalam mengembangkan komunikasi.

Gw harus bisa ngeliat bahwa keset, gelas, atau kaos, bahkan bolpen sekali pun bisa dijadikan penyampaian sebuah media untuk berkomunikasi. Acara tinju, acara musik, bahkan acara masak sekali pun bisa dijadikan media berkomunikasi sebuah produk.

Ibarat manusia, gw harus bisa menyelaraskan antara semua impian, cita-cita, dan usaha yang gw lakukan melalui jalan apa dalam mewujudkannya. Apalagi gw seperti terlihat paham bener dengan kerumitan hidup ini.

Misalnya aja tadi, gw pengen banget nyoba dagang barang. Dagang apa aja, nah gw cerita deh ide-ide liar gw ke uni gw tadi. Di sini, gw ngerasa kalau semua itu jangan hanya di mulut doang. Kadang emang kesotoyan itu menjadi momok di dalam diri.

Sotoy, itu kata yang emang gak akan pernah lepas dari diri manusia. Gw pun mengakui bahwa sotoy emang bagian gw mencari jawaban atas sebuah pertanyaan. Realisasi? Itu kadang yang terbayang di otak semua orang dalam menghadapi sesuatu yang bersifat gambling.

Menurut gw, kalau sebuah kelambatan proses itu harus bisa gw sadari misalnya gw ingin meralisasikan sebuah kesotoyan. Gw yakin, dari sotoy itu harapan dan mimpi kayanya nebeng jadi satu. Sampai sejauh mana? Ya masing-masing individu lah yang tau.

Nah, itu lho maksud gw, jangan pernah menganggap sebelah mata sebuah proses dengan hal-hal yang berada di luarnya. Meskipun hal tersebut gak ada hubungannya sama sekali.

Ibarat kata, beriklan di gelas sama di Facebook emang ada hubungannya? Tapi, menurut gw gimana caranya supaya misalnya gw menekankan sebuah produk untuk beriklan di dua media yang sangat berbeda itu menjadi sangat logis dan mendatangkan banyak keuntungan.

Gw gak mau bilang kalau media konvensional itu mati. Tapi, misalnya gw bisa memikirkan dan mengeksekusi media gelas dan Facebook menjadi media yang potensial dan memberikan banyak hal ke cara berkomunikasi yang baik, kenapa gak?

Melihat semua hal menjadi sebuah potensi itu yang harus bisa gw lakuin. Tentunya dalam hidup. Semua harus bisa gw lihat sebagai cara dan jalan dalam menapaki hidup yang kejam ini. Segala hal dilakukan orang untuk bisa bertahan hidup.

Tapi, apa emang ini yang disebut dinamika? Kadang orang pun gak berani melakukan ide-ide liar yang di pikiran dan ngeliat itu sebagai angan-angan busuk belaka. Yang penting menurut gw, gak hanya memikirkan caranya. Tapi, gimana mengeksekusi dan mengoptimalisasi cara yang gw pilih dalam melanjutkan pengembaraan hidup ini.

Pertanyaannya, ide gila seperti apa misalnya gw pengen bikin campaign sebuah produk dengan media gelas dan Facebook?

"Kontes foto, gelas sama Nescafe dengan gaya minum kopi terunik!" Yang akan di-upload di Facebook dan dipilih pemenangnya lewat Facebook juga.

:)

Comments

Popular posts from this blog

KARYA IKHWAN ARYANDI

Perintis Periklanan Itu Bernama Nuradi

Nasi Padang Agensi Jepang