Perintis Periklanan Itu Bernama Nuradi

Secuil Sejarah Periklanan Modern Indonesia

1. Perintis periklanan itu bernama Nuradi. Lahir di Jakarta, tanggal 10 Mei 1926. Antara tahun 1946-1950 #industriperiklanan
2. Antara tahun 1946-1950, dia menjadi juru bahasa pribadi untuk Bung Karno, Bung Hatta dan Ir. Juanda #industriperiklanan
3. Perjalanan hidup Nuradi di dunia periklanan dimulai th 61-62 mengikuti Management Training Course di SH Benson Ltd., London #industriperiklanan
4. SH Benson Ltd., London perusahaan periklanan terbesar di Eropa. Pengalaman praktek diperolehnya di SH Benson Ltd., Spore #industriperiklanan
5. Tahun 1963, sekembalinya ke Jakarta dia mendirikan perusahaan periklanannya sendiri, InterVista Advertising Ltd #industriperiklanan
6. Tahun 1963, tiga iklan pertama (yg msh berbentuk telop) di media TV pada Siaran Niaga TVRI ditayangkan #industriperiklanan
7. Tiga kliennya: Hotel Tjipajung, milik ayahnya sendiri, PT Masayu; produsen alat berat & truk dan PT Arschoob Ramasita #industriperiklanan
8. PT Arschoob Ramasita, yang dimiliki oleh Judith Roworuntu, sekaligus menjadi pembuat gambar untuk iklan2 InterVista #industriperiklanan
9. PT Arschoob Ramasita, yang dimiliki oleh Judith Roworuntu, sekaligus menjadi pembuat gambar untuk iklan2 InterVista #industriperiklanan
10. InterVisa dianggap sbg perintis periklanan modern di Indonesia dan merpkan persh periklanan 1 full service ad-agency #industriperiklanan
11. Bbrp slogan ciptaan Nuradi yg mashyur a.l "Kalau naik Vespa anda sdh sampai" "Ini bir baru, ini baru bir" #industriperiklanan
12. Th 60, Franklyn, perusahaan periklanan milik orang Belanda yg berganti nama jadi Bhineka, sudah bekerjasama dg Young & Rubicam#industriperiklanan
13. Pada tahun 1967, dikeluarkan Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negri (PMDN) #industriperiklanan
14. Th 1968 dikeluarkan Undang-undang Penanaman Modal Asing (PMA) yg mengatur tata cara penanaman modal asing di Ind#industriperiklanan
15. Undang-undang PMA ini memberi dampak langsung pada peningkatan tajam bisnis periklanan. #industriperiklanan
16. Investasi oleh para pemodal asing di bidang manufaktur rupanya membawa konsekuensi lain bagi periklanan#industriperiklanan
17. Para pemodal ini, yg sudah terbiasa dg sistem perdagangan modern, menuntut sarana promosi dan periklanan yg baik di Ind #industriperiklanan
18. Th 1969 berdiri SH Benson Ltd., perusahaan periklanan pertama yang berafiliasi dengan perusahaan periklanan asing di Ind #industriperiklanan
19. Perusahaan yang semula afilasi dg SH Benson Ltd SPore, afiliasi langsung dengan induknya di NY mjd Ogilvy Benson & Mather Ind #industriperiklanan
20. Karena adanya negative list maka Ogilvy Benson & Mather Ind mengubah status menjadi perusahaan Ind, ganti nama PT Indo Ad #industriperiklanan
21. Saat PT Indo Ad, Ogilvy & Mather prsh int dg kantor afiliasi terbanyak di dunia dg omset nomor 6 terbesar di luar Jepang #industriperiklanan
22. Meski prsh periklanan asing tdk diizinkan, tenaga asing masih dimungkinkan pada 3 jabatan yang blm bs diisi tenaga Ind #industriperiklanan
23. Ad Consultant (kons di perusahaan periklanan), Ad Tech Adviser (penasehat teknis di perusahaan periklanan) & Ad Manager (di Client)#industriperiklanan
24. Pd era-globalisasi seiring redanya “gelombang anti biro iklan asing” persyaratan diperketat dg hanya Tech Advise r#industriperiklnan
25. Mungkin suatu indikasi terjadinya peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia dalam industri periklanan nasional #industriperiklnan
26. Mengenai kerjasama dg asing ini Nuradi merupakan salah satu tokoh yg sangat kuat mempertahankan ke-Indonesia-annya. #industriperiklanan
27. “Ini bisa mengantjam pertumbuhan pers nasional”, katanya#industriperiklanan
28. “Biro2 iklan asing yg berkeliaran di Jakarta dalam waktu dekat bisa paksa pers Inddonesia djadi smatjam djubir kaum industrialis bsr”#industriperiklanan
29. lanjutnya.*( Majalah Tempo, 25 Maret 1972) #industriperiklanan
30. Pada saat itu, memang terjadi semacam gelombang “anti biro iklan asing” pada banyak perusahaan periklanan nasional#industriperiklanan
31. Selain Bhineka, persh periklanan Fadjar Kamil jg bekerjasama dg Mc Cann-Erickson, prsh periklanan raksasa lain dr AS#industriperiklanan
32. Nuradi, tokoh yg sngt kuat ke-Ind-annya, melunakkan sikap menerima prsh asing krn sulitnya mendpt tenaga terlatih#industriperiklanan
33. Kebetulan, dia memilih Mc Cann-Erickson juga sebagai mitranya #industriperiklanan
34. Pada saat itu semua Perusahaan Periklanan menjalankan fungsi full service Ad-Agency. Semacam agen tunggal lah#industriperiklanan
35. Prsh periklanan yg memberikan js strategi periklanan = penciptaan konsep kreatif & strategi media dan pemasangannya#industriperiklanan
36. Dg imbalan fee 15% on gross atw 17.65 on net dg basic diskon 20%. Ini sering disebut sbg jmn normal dunia periklanan#industriperiklanan

Malem ini sengaja gw pengen ngabadiin sejarah yang diterangkan oleh salah satu pesohor periklanan yang sekarang menjadi bos di Hotline Advertising, Subiakto. Mungkin ini sekedar flashback atas ilmu yang banyak orang lain gak tau.

Jujur aja, dengan ngeliat tweet dari pak Subiakto ini ngebuat gw tau sedikit tentang sejarah periklanan modern di Indonesia. Kalau menurut gw ngeliat perjalanannya, ternyata gak mudah lho merintis sebuah hal baru yang pada akhirnya sekarang menjadi industri besar.

Sebenernya tweet yang dilayangkan oleh pesohor tadi masih berlangsung sampai sekarang. Tapi, setelah yang gw cantumkan di atas, udah gak ada lagi yang berhubungan dengan topik yang gw mau angkat.

Di sini gw pengen menekankan kalau yang berkembang sekarang tentu gak akan pernah lepas dari bantuan perintis di atas. Jatuh bangunnya dia, sekolah dan bekerja, membangun perusahaan, menjadi stakeholder dari perusahaan yang akhirnya didirikan.

Belom lagi campur tangan pemodal yang lebih besar. Tentu ancaman dari perusahaan-perusahaan asing akan mengganggu dalam prosesnya. Tapi, kalau gak ada orang itu, periklanan di Indonesia mungkin gak akan semaju sekarang.

Gw rasa gak banyak praktisi-praktisi, apalagi yang seangkatan dengan gw, yang tau tentang keberadaan perintis ini. Karena emang di kuliah gw pun gak dapet pengetahuan orang yang telah berkontribusi besar ini. Karena emang kuliah gw juga bukan di periklanan.

Tapi, ngeliat perjalanan perintis ini gw meyakini bahwa sesuatu yang besar tentu berasal dari hal-hal kecil yang dengan tekun dilakukan dengan segenap perjuangan. Pada akhirnya gw bisa ngeliat dengan mata kepala sendiri kalau industri periklanan di Indonesia sekarang berkembang dengan sangat pesat.

Gak harus takut dengan kencangnya badai yang menempa dari mana pun, yang penting bisa mengatasi cuaca buruk dengan baik. Banyak orang takut kan untuk memulai? Mungkin orang-orang sebaya perintis ini pada saat itu hanya bisa melihat kerja dia. Gak berani memulai, dan hanya bisa mengikuti. Seperti tagline A Mild, "others can only follow."

Emang sih kalau kata Sapardi Djoko Damono, 80% seniman itu plagiator. Karena kalau gak mengadaptasi, gak akan ada yang namanya BERANI mencipta. Itu yang kadang ditakutin orang dan hanya bisa mengejawantahkan ide-ide liar sebatas konsep dan omongan belaka.

Kalau melihat bapak perintis periklanan Indonesia ini, gw sangat takjub dan kadang terpikir pengen seperti dia. Tapi, apakah yang bisa gw rintis? Ya, siapa yang tau kalau gwnya sendiri gak ngejalanin yang gw suka dengan baik.

Ke depannya gw pengen seperti perintis ini dengan mencipta karya-karya yang terbukti long lasting dan dipake orang sebagai hal yang lebih makro. Mungkin kalau pemikiran gw dijadikan "industri" itu mah gw udah ngayal tingkat tinggi banget, hahahahah.

Yang penting mah jujur dan tekun atas apa yang gw yakini akan menjadi besar nantinya. Mudah-mudahan kalau Tuhan emang ngasih, pasti ada aja jalannya. Betul gak?

Kebetulan gw pun sempat diajar kuliah oleh putri dari perintis periklanan ini. Dosen gw di Sastra Indonesia dulu adalah Felicia Nuradi Utorodewo. Gw pun diajar mata kuliah linguistik oleh beliau, dan pintar sekali putri dari perintis itu. Pasti bapaknya juga pintar, karena percaya gak percaya, buah jatuh gak jauh dari pohonnya.

Pas baru lulus, eh gak disangka kalau bapak dari dosen gw itu adalah perintis periklanan modern di Indonesia. Walaupun gw baru tau pas lulus, tapi jadi ngerasa deket deh walau umur gw udah jauh banget dengan perintis itu. Tapi, walau gw gak tau atau gak kenal, dengan pemikiran dari pak
Subiakto ini memberikan gw cakrawala tentang dunia iklan.

Tenang aja, gw juga gak bilang kalau bidang inilah yang akan bikin gw mencapai kesuksesan. Tapi, gak ada salahnya belajar sejarah kan? Karena belum tentu gw dapetin di tempat lain. Terima kasih sebelumnya buat pak Subiakto atas sejarah yang telah dibagi. Dan, buat ibu Felicia N. Utorodewo, senang sudah kenal walau dengan putrinya yang sama hebatnya.

"Dan, perintis periklanan itu bernama Nuradi."

Comments

Popular posts from this blog

KARYA IKHWAN ARYANDI

Ketipu Sama Ujan

Telah Lahir